BAB 3 Sejarah Perkembangan Muhammadiyah


A Kondisi Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya dan Keagamaan Sebelum Muhammadiyah Berdiri 

Umat Islam di Indonesia pada waktu itu mengalami kemunduran dalam berbagai bidang kehidupan. Kemunduran inilah yang membuat umat Islam sulit untuk bangkit dan melawan penjajah. Berikut ini dijelaskan mengenai kondisi masyarakat Indonesia dalam beberapa bidang sebelum Muhammadiyah berdiri. 

1. Bidang Keagamaan 

Jauhnya umat Islam dari ajaran yang sebenarnya, dikarenakan telah terjadi sinkretisme, yakni pencampur-adukan ajaran Islam dengan tradisi yang berkembang di masyarakat dalam melaksanakan ibadah. Hal ini dapat dilihat dalam praktik keagamaan masyarakat yang masih melakukan perbuatanperbuatan tahayul, bid'ah, khurafat dan syirik. Tahayul adalah mempercayai khayalan akan datangnya bala atau musibah yang dibawa oleh makhluk Allah, seperti burung, kucing, ular dan lain sebagainya. Bid'ah ialah melakukan ibadah yang tidak pernah diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah SAW atau oleh para sahabatnya. Khurafat adalah mempercayai kisahkisah yang bathil, seperti kisah Nyai Roro Kidul yang dikatakan dapat memberikan manfaat dan juga mudharat sehingga harus diberi sesaji. Sedangkan syirik adalah menyekutukan Allah SWT dengan “sesuatu”. 

"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (OS. Ali-Imran 104) 

2. Bidang Ekonomi 

Keadaan umat Islam di Indonesia yang mayoritas saat itu masih dipandang rendah oleh pihak penjajah Belanda. Dari sisi ekonomi, kedudukan umat Islam pada umumnya berada dalam keadaan yang terbelakang, hanya sebagian kecil dar, umat Islam yang mampu mengembangkan ekonominya. Pada, awal abad ke 20, telah tumbuh sejumlah pengusaha pribumi yang dikenal sebagai kelas menengah perkotaan. Usaha-usah, kerajinan tangan dan tekstil mulai tumbuh disepanjang daerah pesisir pantai utara. Namun dihitung modal mereka, jumlahnya, jauh lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaar Belanda dan golongan Cina. Karena itulah pengaruh kolonialisme yang diskriminastif menjadikan sebagian umat Islam tersisihkan. 

3. Bidang Pendidikan 

Pendidikan di Indonesia saat itu masih terbelah menjadi dua arus utama, yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah Belanda dan pendidikan pesantren.

4. Bidang Politik 

Imperialisme dan kolonialisme telah membuat masyarakat Indonesia tidak berdaya. Kemiskinan dan pemerasan merupakan dampak nyata dari sikap imperialis dan kolonialis Belanda. Dengan sikap politik demikian, masyarakat tidak diberikan kesempatan sedikitpun untuk mengambil tindakan dan kebijakan yang dapat memperbaiki nasib bangsanya. Belanda cukup cerdik dalam memecah belah masyarakat Indonesia, terbukti dengan adanya sebagian golongan masyarakat yang ditarik menjadi pejabat Belanda, yang selanjutnya membawa dampak terpecahnya konsentrasi masyarakat dalam melawan kolonialisme Belanda. Keempat bidang yang telah diuraikan di atas merupakan suatu gambaran terkait permasalahan masyarakat Indonesia. Apabila persoalan-persoalan tersebut dibiarkan berlarutlarut maka, bukan tidak mungkin umat Islam akan selalu berada dalam genggaman kolonialisme Belanda. Oleh sebab itu diperlukan suatu obat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Menurut K.H. Ahmad Dahlan, salah satu obat yang mujarab adalah organisasi yang bertujuan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ULANGAN OPEN BOOK MAPEL KEMUH DAN TARIKH

AD / ART Muhammadiyah Menjadi Kader Muhammadiyah Militan